pages

Saturday, April 20, 2013

Alcoholic Chocolate : satu

Disclaimer 
APH by Hidekaz H.

Straight Pair : Spain x Belgium
Genre : Romance
drabble fic - two shot or maybe three shot

For BELGIUM's birthday 19-04-'13





satu : saat dua insan saling mengenal

***  

Pensil berwarna coklat menari-nari di atas kertas putih.
Jari lentiknya menuntun tiap kata.
Saat itu jam menunjukkan pukul sepuluh malam.
Sebuah tugas sekolah baru saja selesai. Tinggal diakhiri dengan tanggal pembuatan, serta nama penulis.

"...Sekarang tanggal berapa?" kalimat itu keluar spontan. Ia tahu hanya ada dirinya di kamar itu.
Dambilnya telepon seluler dengan strap-phone kucing, kemudian membaca tulisan kecil di atas layar.

"19 Juni? Itu tandanya besok sudah musim panas, ya." 

***


hari pertama musim panas 

  Mata hijau tua bertemu dengan mata hijau muda. Pemiliknya masing-masing merasakan 1 detik degup kencang di dada. Ini awal mereka bertemu, bukan di taman maupun di kolam ikan penuh cinta. Hanya sebuah ruangan 10 x 7 meter, yang isinya dua meja tunggu, empat kursi tunggu serta sepasang meja-kursi guru. Tidak ada suara apapun kecuali detak jam yang menunjukkan waktu 7 lebih 55 menit. Ruang itu bernama 'Ruang Kedisiplinan'.

   Untuk mengetahui alasan mengapa mereka bisa terjebak di satu ruangan panas itu, mari mundurkan waktu sebanyak 15 menit.

   Pemilik iris hijau tua adalah sang Adam. Namanya Antonio Fernandez Carriedo. Keturunan murni orang Spanyol dan Italia. 15 menit yang lalu, ia baru saja menapaki tanah sekolah dan berjalan diam-diam, berusaha menghindari perhatian satpam killer, Mr. Ivan Braginsky. Namun, bagaimanapun juga, Mr. Ivan memanglah pemilik telinga super sensitif. Ia tiba-tiba keluar dari pos-nya, menarik lengan pemuda bersurai coklat tua, dan tersenyum. Tersenyum mengintimidasi.

   "Ini sudah jam 7 lebih 40 menit. Sekolah dimulai pada 50 menit yang lalu. Jadi, ceritakan padaku kenapa kau bisa terlambat, da~" Kebiasaan satpam bertubuh dingin ini adalah mengakhiri ucapannya dengan 'da'. Aneh dan mengerikan.

   Antonio memakai semua alasan. Ada alasan klasik, sampai alasan ekstrem. Tapi karena ia sudah mulai lelah untuk berpikir, ia menjelaskan alasan sesungguhnya. "Saya kemarin menonton Kamen Rider sampai larut, Mr. Ivan. Maafkan saya..." walaupun sudah diberi gratis puppy-eyes, Mr. Ivan tetap kebal dan memerintahkan Antonio agar menunggu hukuman di Ruang Kedisiplinan. 

   Pemilik iris hijau muda adalah sang Hawa. Namanya Bella Anderson. Mahir memasak, serta sangat friendly terhadap setiap orang. 10 menit yang lalu, salah satu sahabatnya melemparkan kertas bulat ke arah kepalanya. Bella mengartikannya bahwa itu pertanda perang lempar kertas akan dimulai! 

   Kelas XI-E saat itu memang tidak terlalu sepi, sehingga perang kecil itu mempunyai kemungkinan kecil untuk digubris oleh Mr. Arthur Kirkland, sang guru kimia.

   Diameter kertas bola yang awalnya hanya 3 cm, berubah pesat menjadi 10 cm. Ketika sedang asyik-asyiknya, tanpa sengaja Bella memantulkan kertas bola dari sahabatnya. Pantulan yang lumayan keras itu mendarat tepat di wajah Mr. Kirkland. Buruknya, bola kertas itu berukuran sebesar bola kasti. Seketika hening merayap, tapi tidak lama karena Mr. Kirkland memecahkannya. 

   "Anderson, Ruang Kedisiplinan. Sekarang. Juga." Suara tinggi Mr. Arthur membuat Bella segera keluar kelas sambil keringat dingin. Di perjalanannya, Bella mengeluh dan mengejek guru berdarah Inggris itu. "Dasar Alis Tebal sialan! Tuan sok gentleman, padahal dia itu tsundere! Aku harap Francis memberikan lelucon jahat padanya lagi!" Bella cemberut karena Mr. Arthur tidak adil, hanya menghukum dirinya, tidak bersama sahabatnya.

   Ketika dua insan bertemu, mulut mereka terkunci. Tidak dengan hati yang berisik berdegup. Antonio terkejut bahwa akan ada siswi yang turut dihukum sepertinya. Anehnya, kali ini Antonio tidak bisa berbicara langsung pada si gadis. Mereka hanya diam, duduk di kursi mereka untuk menunggu hukuman. Antonio disuruh mengumpulkan sampah sekolah selama 3 hari, sedangkan Bella dihukum memberi makan Burung Jalak peliharaan sekolah untuk 5 hari ke depan. Hati kecil mereka tidak kecewa dengan kebodohan mereka. Karena kebodohan mereka sudah menjadi peran penting dalam koneksi cinta yang akan datang

    Itu lah cerita mereka. Awalnya memang mereka tidak saling kenal. Tapi Dewi Cinta sengaja mempertemukan mereka, untuk menjaga keseimbangan emosi cinta kedua belah pihak.


hari ketujuh musim panas

   Antonio tidak suka dengan tugas kelompok. Karena tugas kelompok membuatnya bekerja 2 kali lebih keras untuk menutupi kemalasan anggotanya. Contohnya tugas presentasi Geografi dua bulan yang lalu. Yang mengerjakan tugas tersebut hanyalah Antonio dan Lily Zwingli. Yang lainnya? Benar-benar lupa akan tugasnya. Lihat saja Gilbert dan Francis. Dari wajahnya saja sudah bisa dilihat bahwa mereka bukanlah anak yang peduli dengan PR.

   Kebalikan dari Antonio, Mrs. Katyusha sangat suka memberi tugas kelompok untuk murid-muridnya. Pada hari Selasa ini, kelas XI-A diberi tugas untuk membuat argumen tentang pembunuhan hewan ilegal.. Yap, tugas Biologi ini juga diharuskan berkolompok dalam mengerjakannya. Satu kelompok berisi dua orang. Awalnya, Antonio mau mengajak Edward--si jenius--sebagai partnernya. Namun ternyata Edward sudah diajak Raivis duluan. 10 menit mencari partner, Antonio tidak menemukan siapapun juga. Ini karena jumlah murid XI-A ganjil, sehingga akan ada satu orang tanpa partner. Gilbert sudah bersama Francis. Lily berkelompok dengan Elizaveta. Antonio yang merasa dilupakan pun mengajukan pertanyaan.

   "Mrs. Katyusha, saya belum mendapatkan partner. Tidak apa-apakah jika saya membuatnya sendirian?" Antonio akan senang sekali jika bekerja secara individu. Tidak perlu repot gitu.

   "A-e, j-jangan! Carriedo, kamu bisa mengajak siswa selain dari kelasmu. Saya juga memberi tugas ini pada kelas XI-C, XI-D, dan XI-E. Ajaklah salah satu dari murid-murid tersebut. Y-yang penting jangan s-sendirian..." Mrs. Katyusha dikenal sebagai guru tergugup sepanjang masa. Selalu terbata-bata ucapannya jika omongannya bukan pelajaran.

   Antonio mengangguk pasrah.

[ kelas XI-E ]

   Tangannya lemas mengetuk pintu kelas XI-E. Sudah dua kelas yang ia kunjungi. Namun tetap tidak ada siswa yang belum mempunyai partner.

   "Ah, Carriedo-kun. Ada apa?" Ketua kelas XI-E merupakan orang Jepang, namanya Kiku Honda. Sopan dan jenius.

   "Hey, Kiku. Ano, gue mau nyari siswa yang belum dapet partner buat tugas Biologi. Di kelasmu ada gak? Kalo ada, mau gue jadiin partner gue." Antonio memasang muka melas. Kiku hanya mengangguk, kemudian kembali ke dalam kelas. Kira-kira dua menit sesudahnya, Kiku muncul kembali.

   "Carriedo-kun, kelas kami mempunyai satu orang yang belum ada partnernya. Selamat untukmu." Kiku tersenyum dan dia memanggil seseorang.

   [ aku harap orang ini tidak bodoh. tidak bodoh. tidak bodohhh. ] Antonio berharap dalam hati.

   "Anderson-chan, ini adalah Antonio Fernandez Carriedo. Ia berasal dari kelas XI-A. Orang ini yang nantinya akan menjadi partner Biologi mu" Kiku menarik tangan seorang gadis untuk bertemu dengan Antonio. Gadis bermata hijau muda keluar, rambut pendeknya dihiasi sebuah bando berwarna merah.

   Oh, rupanya Dewi Cinta sedang bahagia. 

   Antonio cuma terkejut melihat wajah imut Bella. Begitu pula dengan Bella. Ia terpesona kedua kalinya dengan tatapan lembut Antonio. "W-well, halo. Kita bertemu lagi. Mohon kerjasamanya." Ucap Antonio memotong kesunyian.
Ia dan Bella bersalaman selama 30 detik. Sengatan degupan hati muncul lagi.

   "Ya, mohon kerjasama juga..."

hari kedelapan musim panas

   Antonio menggunakan kaos putih serta kemeja kotak-kotak merah. Celana hitamnya disertai ikat pinggang warna coklat. Rambutnya disisir rapi, semerbak parfum pun turut menghiasi. Ia memandang dirinya di cermin. Mempraktekan senyuman maut serta latihan berbicara secara gentle. Karena sibuk dengan dirinya sendiri, Antonio sudah melupakan tamu-tamunya yang numpang 'tempat tinggal', Gilbert Beilschmidt dan Francis Bonnefoy.

   "Ya Tuhan 'Ntonio, lo mau kemana coba? Ngaca-ngaca alay gitu, hieee... Lo habis kejedot tembok, hah?" Gilbert si albino berisik seenaknya memebrikan komentar. "Mon ami, Antonio. Ada kencan ya?" Francis ikut-ikutan penasaran.

   "Cuma kerja kelompok kok." Yang ditanya menjawab singkat. "Ya udah, gue berangkat dulu. Gil, jagain kulkas gue yah! Jangan lo habisin coklat gue. Francis, kalo lo ngasih file-file mesum ke laptop gue, gue bakal bilang rencana-rencana nista lo buat Mr. Kirkland! Bye guys, see you later!" Dan pintu rumah Antonio pun tertutup.

[10.30 am. ]

   Blok G no 77. Rupanya rumah Bella tidak jauh dari rumahnya. Hanya perlu berjalan dua blok, dan sampailah ia di depan sebuah rumah berlantai dua, yang memiliki sebuah taman ukuran sedang di depan. Di taman itu tumbuhlah bunga tulip berwarna-warni. Mata Antonio menangkap dua ekor kelinci putih sedang berkeliaran di sekitar taman itu.

   Papan nama marga terpasang di pintu rumah berkayu mahoni. Tulisan "Anderson" yang tidak terlalu besar memberitahu Antonio bahwa ia tidak salah alamat. Ketika hendak menekan bel pintu masuk, pintu besar tersebut terbuka tiba-tiba. Antonio refleks segera memundurkan badannya, agar tidak terkena hantaman pintu.

   "Aku pergi dulu, *zusje! Jangan lupa--" Manusia berambut spike yang baru saja keluar itu menghentikan kalimatnya. Mata hijau mudanya menatap tajam Antonio.

   "H-Halo! Saya Antonio Fernandez Carriedo, teman dari Bella Ander--" 
 
   "BELLA!! Siapa orang ini?!" Orang berbadan besar itu memanggil Bella tidak sabar. Sebelum emosinya benar-benar  terbakar, untungnya gadis berambut coklat keluar tergesa-gesa.

   Mata Antonio bertemu dengan mata Bella untuk pertemuan mereka yang ketiga ini. "Oh, Carriedo! *Broer, kenalin, ini teman kerja kelompokku, Antonio Fernandez Carriedo. Carriedo, ini kakakku, Lars Anderson." Bella saling memperkenalkan kenalannya. Antonio mengulurkan tangannya, namun tidak dibalas oleh Lars. Lars malah menyipitkan matanya, melihat secara detail dari fisik Antonio. Dari kaki, sampai rambut.

   "K-kita mau ngerjain tugas kelompok Biologi. Broer tenang saja. Antonio adalah orang yang baik. Dia tidak akan macam-macam denganku." Dan Antonio pun tahu, bahwa Bella mempunyai kakak yang over-protective. Sungguh malang nasib gadis imut itu.

   "Tapi tetap saja dia laki-laki! Kan sudah aku bilang, tidak boleh ada laki-laki datang ke rumah! Kau ini sudah mulai melanggar peraturan, suzje!"

   "Kalau begitu, broer sendiri gimana? Broer itu laki-laki lho. Kenapa masih ada di rumah ini?" Bella menjawab tak mau kalah.

   "I-itu hal yang lain! Pokoknya, sekarang usir lalat jelek ini dari rumah kita!" Wah, belum apa-apa, Antonio sudah dihina seperti itu. Dia hanya bisa mengelus dadanya.

   "Broer! Kumohon hanya sekali ini! Ini tugas yang penting, dan aku tidak mau mendapatkan nilai jelek. Aku janji akan membantumu mendapatkan hati Kak Nesia! Ya? Ya? Ya...?" Tanpa disangka, rayuan Bella membuat Lars berhenti bicara. Mukanya memerah.

   "Ya.. Ya sudah. Tapi kau janji ya, Bella. Aku pergi ke kampus dulu. Hey, kau lalat! Jika kau sentuh adikku dengan jarimu yang nista itu, akan kubuat kau tidak punya tangan! Aku sudah mengingatkanmu." Ancaman Lars secara cepat terpaku dalam otak Antonio.

   Bella mengajak Antonio masuk kedalam rumah, ketika bayangan Lars sudah menghilang. Antonio mencium aroma jeruk manis serta coklat di dalam rumah Bella. Aroma itu membuat perutnya jadi lapar. Ternyata dua tomat yang dimakannya tadi belum cukup untuk perutnya. Tapi sebagai cowok keren di saat seperti ini, ia tidak pantas untuk meminta makanan. Mereka mengerjakan tugas di ruang makan. Yang menyedihkan adalah aroma manis itu sangat kuat keberadaanya di tempat itu. Antonio merasa bahwa perutnya sudah tidak kuat lagi. Sehingga, di tengah-tengah suara gesekan pensil dan kertas, bersuaralah perut Antonio.

   KRUYUUK...~

   "...ha..ha...HAHAHAHHAHA! Kamu lapar, Carriedo? Mau kubuatkan waffle?" Bella tertawa heboh mendengar nyanyian perut Antonio. Saat itu waffle terdengar menggiurkan di telinga Antonio.

   "M-maaf! Maafkan aku! Duh, perutku manja banget, ck. Tidak usah kalau merepotkanmu, Bella. Aku bisa menahannya..." Wajah Antonio  berubah merah, malu karena jabatannya sebagai cowok keren langsung runtuh begitu saja.

   "Hoho, enggak repot sama sekali, kok! Lagi pula, aku ini pembuat waffle handal lho! Aku bakal memuaskan perutmu." Senyum kucing [ :3 ] pertama yang dilihat Antonio dari wajah Bella adalah senyum termanis yang pernah Antonio lihat. Ia jadi ingin melihat ekspresi Bella lebih banyak lagi

   "*Gracias! Aku berhutang padamu, Bella."

   "Tapi, bantu aku dalam memasaknya. Kau mau?" Bella memasang apron bergambar kucing. Tawarannya dibalas dengan anggukan Antonio. "Tentu saja!"

   Membuat waffle ternyata tidak gampang, tidak sulit. Dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Setelah memasukkan adonan ke dalam cetakan waffle, Antonio dan Bella menunggu makanan manis itu matang sambil berbincang.

   "Hey Bella, kau suka kelinci ya?" Antonio bertanya, mengingat akan dua kelinci yang dilihatnya di taman tadi.

   Bella menggelengkan kepalanya. Ia tertawa kecil, "Ehehe, kelinci-kelinci di tamanku itu miliknya Broer. Dia suka kelinci dan hal-hal imut lainnya." Antonio yang tidak percaya pada jawaban itu tanpa sadar membuka mulutnya. Cengo. 

   'Manusia kejam seperti dia suka sama hal-hal imut? Me-mengejutkan!' Antonio bicara dalam hati.

   "Dulu, aku kira kakakku mengidap penyakit pedofillia, tapi untungnya enggak. Belakangan ini dia jatuh cinta sama teman kampusnya. Lega deh. Eh, kok aku malah curhat... Oh, iya, Antonio--"

   "Uh?" Antonio tersentak kecil. Bella memanggil namannya. Bukan marganya.

   "Oh, apa kau tidak suka kupanggil 'Antonio'? Maaf. Aku rasa itu lebih keren dan mudah diucapkan daripada 'Carriedo'..." Bella menjelaskan dengan nada gugup. Tentu saja sama sekali bukan beban bagi Antonio. "Ya, tidak apa-apa. Lagi pula aku memanggilmu 'Bella', bukan 'Anderson'..."

   Bella kemudian melanjutkan kalimat sebelumnya, "Jadi, Antonio... Kenapa kau bisa tidak mempunyai partner di kelasmu?" Antonio dengan sedikit cemberut menjawab, "Sebenarnya, aku tidak suka dengan kerja kelompok. Saat memilih partner, aku tidak aktif, dan mulai keduluan sama yang lain. Murid di kelasku jumlahya 37 orang, dan karena itu aku tidak punya partner..."

   "Eh, aku juga seperti itu! Persis banget. Aku juga tidak suka kerja kelompok. Kita sama yaa... haha." Mata Bella berbinar-binar. Tanpa disadari, hati Antonio berdegup sedikit lebih kencang. "Well, high-five!" Suara yang dihasilkan tangan mereka terdengar bersamaan.

   "Antonio, kudengar kau adalah kapten tim football. Benarkah?" Bella memulai topik lain.

   "Iya. Aku suka football sejak SD. Mr. Ludwig menawarkanku sebagai kapten tim football sekolah saat aku kelas sepuluh. Tentu saja aku mau!" Senyum Antonio saat bercerita terlihat manis di mata Bella. Pelan-pelan ia membayangkan Antonio dengan seragam sepak bola sekolah, sedang menyeka keringat di dahinya.  "...untungnya mereka setuju dengan keputusan Mr. Ludwig, kalau aku lah kapten baru nya."  Kalimat terakhir Antonio membuat Bella harus menghentikan lamunannya.

   "Oh, gitu... Aku juga kapten lho! Kapten dari tim basket putri." Ucap Bella sedikit menyombongkan jabatannya. "Sungguh? Hebat! Kita sama-sama kapten yaa! Senangnya."

   Semua perbincangan mereka semakin lama semakin akrab. Ketika waffle sudah matang, Antonio dan Bella tetap saling bercanda, tertawa bersama, menceritakan kehidupan masing-masing. Waffle mereka dilapisi dengan sirup Mapple dan potongan coklat susu. Bella sangat menyukai coklat susu, sedangkan Antonio yang memang sudah menjadi pecinta coklat lebih memfavoritkan coklat hitam. Dan tanpa disangka, Bella adalah penyuka tomat. Biasanya, orang-orang mencaci maki bahwa tomat itu rasanya aneh, dan mencela Antonio sebagai si Raja Tomat. Meski tidak semaniak Antonio, namun ia bahagia sekali menemukan Bella, teman sesama fans terhadap tomat.

   Tugas Biologi selesai pada pukul 14.20, menunjukkan bahwa Antonio sudah harus pulang. "Aku pulang dulu, Bella. Terima kasih atas waffle nya. Kapan-kapan buatkan untukku lagi yaa... Bye-bye, Bella!" Antonio melambaikan tangannya. Bella membalas lambaian tangan Antonio. Senyuman lembut mengakhiri pertemuan mereka. Tanpa sadar, tunas cinta di hati mereka perlahan tumbuh. Mereka belum menyadari tunas kecil ini. Dewi Cinta memberikan kesabaran extra khusus untung merawatnya. Tapi Dewi Cinta yakin, buah dari tunas  cinta ini akan besar dan manis seperti coklat susu.

***

DICTIONARY :
Zusje : Adik perempuan [Dutch]
Broer : Kakak laki-laki [Dutch]
Gracias : Terima Kasih [Spanish]

***

HAPPY BIRTHDAY BELGIUMM :*
maaf telat banget ini maah..... _(:3 _

Awalnya mau gue buat fluff, tapi udah pasrah aja, kayaknya masih belum bisa muncul di chapter satu ini.
Mungkin bakal jadi two-shots atau three-shots.
Nanti yang kedua bakal gue tambahin fluffnya..
Ini masih prolog doang sih.

Masih ada typo nih kayaknya...


Makasih buat siapa aja yang udah rela baca fanfic ini :D






Saturday, April 6, 2013

The Reason Why I Made This Blog

Haai
What's up, guys?
Everythings it's okay right?

Vinettan udah ga galau lagi yey \o/
Oh, sebelum itu, gue mau ngucapin :

Happy Easter!


Walaupun telat ya, hiks ;w;
Tetep gue doa'in semoga kalian semua makin bersyukur dan tetep nurut sama Tuhan :D

[][][]

Kali ini, gue mau ngebahas alasan kenapa gue buat blog ini. 
Ada sejarahnya gitu~
Sedikit tentang sejarahnya :

"One day, a young girl made a blog. 
Actually she didn't know anything about blogging.
She just want to write many shit on internet"





First :



Ya, gue pingin punya tempat untuk berbagi kehidupan.
Biar suatu hari nanti, gue bisa mengingatnya, terus ketawa-ketawa sendiri.
Di blog ini kan emang lebih banyak curhat-gajelas nya HAHA
Kehidupan gue cukup awesome sih.
Emang masalah selalu ada, tapi, itu yang namanya hidup bukan?
Ada kesenangan, duka, hari-hari biasa, dan hari-hari spesial.

Gue juga kadang mau mencoba untuk melihat masalah dari sudut pandang orang lain.
Misalnya, ketika gue dimusuhi, gue mencoba untuk merasakan apa yang dirasakan sang musuh.
Terpuruk sendiri mungkin? Atau sebenernya dia cuma lagi sensitif?
Kayak gitu.
Karena, kalo udah bisa ngerti perasaan orang lain,
suatu masalah pasti bisa cepat dituntaskan.

Gue bukan tipe yang bisa terbuka dengan orang lain.
Even it is my bestfriend, I can't open myself at all.
Maybe I'm still afraid to trust other people
Dan menurut gue, gue lebih enjoy nulis daripada ngomong.
Jadi ya, gue nulis di blog ini.


Second



Walaupun gue tahu, gue ga bisa ngarang cerita, tapi gue senang dengan hobi itu.
Gue masih takut kalo fanfic gue dipublish ke FFn.
Tidak-- itu terlalu mengerikan.
Bakal kebakar tuh fandom apapun.
Dapet flame banyak banget sih pasti hiks;;

Dengan buat fanfic disini, gue kan ga usah takut-takut gitu u////u

Semoga saja karya-karya gue bisa terus berkembang.
Amin


Third :



Gue suka banget sama template-templatenya blogger :D
Lucu-lucu, cantik, keren, ada semua deh.
Gue juga bisa ngatur tema sendiri.
Biasanya sih gue pake background pruhun~
Pemilihan warnanya juga seru.
Kalau download, gue malesnya ga ada widget yang gue ingini..
Menurut gue, tema basic dari blogger udah bagus-bagus lho.
Ada yang modern style, Awesome Inc. [gue make ini], Travel, etc.


Four :


Cari kesenangan untuk fangirl, curhat, ngebahas anime, dan lain-lain deh~
Kadang ya cuma menikmati background blog<-- kaciaan
Seneng banget kalo ada yang komen >.>
Nostalgia sama postingan lama juga kadang bikin gue tersenyum 
hahaha

Five : 



I want to made friend with you guys!


[][][]

Gue juga mau cerita asal-usul address blog abal ini :D
Nama addressnya kan bakavichin/blogspot/com.
Bakavichin gue pilih karena :

baka --> bodoh
vi--> singkatan dari vinettan
chin--> ini yang paling absurd. Gue pingin pake kata micin, tapi pas itu gue lupa micin itu tulisannya micin, bukan michin. HAHAHA

Kalo minna-san liat alasan itu pasti berpikir sesuatu.
Iya, kalian emang bener kok :)

Past itu gue adalah seorang :


Yeah, super akut weeaboo.
Alay dimanapun OwO"

[][][]



Oke,
udah larut malem disini.
Udah cukup ya, nulisnya.
Gue ngantuk nih.
Mungkin sejarah kecil ini bisa membuat gue tersenyum pas ngebaca di masa depan.

Danke und... guten abend!