pages

Saturday, March 23, 2013

Cyber Problems

Gue galau. 
Galau gara-gara dapet feel ga enak :''

Ini emang bukan pertama kalinya,
tapi sekalinya muncul, 
ga ngerti kenapa, rasanya sakit.

Ini bukan RL,
tapi di cyber atau dunial online atau apapun itu sebutannya.

Oke, langsung to the point deh.

"Honestly, I'm still afraid to talk with other animanga fans/otakus"


Hahahahaha. 
My, how childish I am.


I have this feeling since someone in twitter did'nt reply my mention.
At first, I thought she/he forgot to check his/her mention.
But, when I see he/she tweet something shit, and did'nt respon my mention.....

Uh, f u c k   y o u


Okay, maybe you're the most hardcore-otaku-blah-blah-blah.
But, no need to be arrogant to newbie, right?

ha! Forget it.
This is my fault.
I should'nt mention him/her.

Apalagi gue udah marah sama dia. Itu bukti kalau gue masih sangat kekanak-kanakkan.
Mungkin dia emang tipe orang yang ga suka menggubris anak baru.



[This^ is how I feel now]



Terus yah, feel gak enak season dua muncul.
Ini gak kurang bodoh apa.
Masa gue ngerasa minder, ketakutan, dan hal-hal yang ga awesome lainnya itu cuma gara-gara :

I saw a lot of otakus have a really good skill on drawing
Their doodle, is , just "HOLY MOMMY SHIIET, HOW ON EARTH YOU CAN DRAW EYES LIKE THAAT???"

Terus, gue sadar. Doodle mereka banyak yang ga digambar pake pensil di kertas gitu.
Mereka  pake pen tablet. Makanya bisa di edit langsung pake SAI.
Dan gue ga punya pen tablet. Nah, sifat ga mau bersyukur gue muncul lagi.

Untungnya, gue sadar.
Kalo sebenernya pen tablet atau alat gambarnya itu ga jadi masalah!
Semua tergantung pada skill masing-masing.

Langsung deh, gue ngebut buka tumblr.
Belajar cara bikin manga di tumblr itu asik, apalagi tutorialnya banyak humornya.
Udah berusaha keras, hasilnya sama aja. No, is more worse than I think.
Mungkin emang dari sananya gue ga bisa gambar pake kerangka.
Jadinya aneh.

Tapi kalo diliat lagi, mereka yang pro itu pake kerangka kalo gambar.
Dan gue harus miris menghadap kenyataan yang gak luwes sama kerangka.


[Ini gak pake kerangka aja udah kayak gini. Pake kerangka tambah horrible]


[Salah satu gambar Rin gue yang menurut gue sukses.]


But, someday--yeah, someday...

I BELIEVE I CAN FLYY~ /fail

someday,
I will become a great PENGGAMBAR* /fuckmyenglish

*[pake kata penggambar, karena beneran deh. Kalo pake mangaka, gue bukan seorang penggambar komik. Kalo pake kata drawer, plis, gue bukan lemari]

By the way,
liburan gue semakin menipis ;A; /cries
Ini bikin sedih aja deh hiks
Tapi gak apa-apa, masih ada libur paskah!

Jadi ya, 
terus semangat deh.
Semangat nyelesein PR maksudnya.
hiks!


Monday, March 18, 2013

This Holiday : not so different from school day

Biasanya, tiap kali liburan, reaksi gue :

"omg omg!! Tomorrow I'll date with prussen! I will eat a lot. And I can sleep more than 24hrs!! Thanks Goodness!!"

Tapi kali ini, reaksi gue :

"damn. My shit homeworks cannot leave my head. I think I'll kill some teachers after this"


*dig a hole* *jump into the hole* *dies*


Liburan seminggu ini diadakan karena seniors saya yang kelas 9 lagi US. Wah, ganbatte senpai!~
Tapi guru-guru saya kejem banget.

They give us [7-8grades] a lot of homeworks.

A LOT.

ga ketulungan banyaknya. Sampe gue dan bff gue nyicil jauh hari sebelum liburan. Walaupun udah dikerjain, eh ada aja PR lain mengantre. Itu pingin gue smack down, buat guru-guru yang ngasih PR.



.....eh
Oke berlebihan

Seharusnya gue ga boleh ngeluh.
Karena seniors saya juga lagi berjuang, kan ga adil kalo juniors mereka pada bersenang-senang.
Ini buat ngelatih kemandirian murid. Bakal berguna di masa mendatang. Belajar untuk tidak mengeluh dan
"just do it, bitch" - Nike and mine.

Apalagi PRnya cuma 9.
Iya, 9. Maksudnya 9 mapel.
Satu mapel minimal 12 nomer. Itu cuma Mat aja. Yang lainnya 30+ nomer.

Ditambah Geo yang nyuruh buat essay min 4 halaman.

What a busy holiday...

Ga hanya PR tulis, ada PR yang diharuskan menghafal unsur Ionik [kalian pasti tau ini mapel apa] dan belajar memotong tipis pake silet. Duh, mana gue ga punya sisi keibuan

(╯°□°)╯︵┻━┻


Di samping semua PR super nista tsb, gue [untungnya] punya hiburan yang worth it :

A. Kuroko no Basuke
     Gue tau ini anime lama. Dan bodohnya gue baru jatuh cinta sekarang. Char fav gue banyak banget. Tapi yang selalu di hati cuma MIDORIMA SHINTARO ♥//////

B. Amnesia
     Yep, sejak epi 3 dari serial shoujo ini gue udah ngikutin.

C. Ayakashi : Ghost Guild
     Game kesayangan gue! Kalo cellphone mu berbasis android atau iPhone, bisa di download. Tiap pagi yang gue lakuin cuma main ini. Please guys, download and play this awesome game! You won't regret it! Nama chara gue Kadokawa. Leadernya The Puppeteer, gadis berbaju badut merah. Kalo mau main, jangan lupa isi 'invite ID' dengan kadokawa22 *promosi* Temen gue juga ada yang main lho! Namanya Ohina ;)

D. Good Movies, Yummy Snack!
      Baru hunting film, FOX punya show bagus, FMP muterin The Walking Dead, dan belanja snack banyak! NYAM NYAM MARRY MEEEE 

E. Hetalia : The Beautiful World
     Season ke 5 dari anime kesayangan gue~ Makin kocak dan selalu buat gue ngakak tiap minggu. Apalagi dengan design baru, makin awesome! Prussia kecil imut banget *hug prussen*

F. Twitter
     Cyber world yang ga akan  gue lupain. Temen gue banyak yang berkicau di sana.

G. Family and Friends
     Ga bisa lepas dari mereka. Ilysm, guys. :'*

Liburan kali ini emang banyak PR, tapi ga berarti gue harus terpuruk dan mengeluh karena itu.

Biar gue bisa ngendaliin PR, bukan PR yang ngendaliin emosi gue!

Ja!

[PR menumpuk~ syalalala]


[Kalo Prussia bisa kerja PR sebanyak itu, gue juga harus bisa! *kata-kata optimis maksa*]

Sunday, March 10, 2013

Chocolate Desperate

Disclaimer 

Hetalia Axis Powers : belongs to Hidekaz Himaruya
Genre : Romance, Angst
This fic : belongs to me

Start .

   14 Februari. Tanggal yang pastinya selalu diingat oleh para gadis. Hari Valentine, Kasih Sayang, atau apapun itu sebutannya. Toko-toko di pinggir jalan memasang hiasan berbentuk hati, berwarna pink, atau merah. Penjual coklat mengambil banyak keuntungan hari itu. Semua pasangan tersenyum cerah, dengan pipi merona tiap gadis di ujung kota. Coklat berbentuk hati mereka genggam dengan erat.

   Hari yang dipenuhi dengan cinta.

   Tapi, gadis yang kutemui pagi tadi tidak terlihat bahagia. Kulihat dengan jelas sebutir air mata keluar dari mutiara hijaunya. Dia memang lari melewatiku, tapi aku tetap bisa mencium aroma harum dari rambut cappucino-nya. Wajahnya cantik.

   Aku tahu, aku tidak boleh jatuh cinta padanya.

   Namaku Gilbert Beilschmidt. Status masih single. Single nya bukan karena tidak ada gadis yang mau bersamaku, namun karena aku masih menunggu waktu yang tepat. Kedua sahabatku memang sudah mempunyai kekasih, tapi aku tidak iri. Karena aku tahu, aku bisa mendapatkan gadis yang lebih hebat daripada gadis mereka.

   "Gil', bisa temenin gue beli coklat ga? Mau gue kasih ke Bella." Laki-laki berambut coklat itu tersenyum padaku. "Oke, tapi traktir gue makan siang ya. Duit gue dikuras habis gara-gara Eliza minta dibeliin coklat persahabatan." Poor Gilbert. Dipaksa beli coklat persahabatan sama gebetannya sendiri.

   "Beres, Mr. Prussen" Antonio--laki laki yang berambut coklat itu--membalas dengan cengiran.

   "Hey, mon ami. Pada mau kemana nih? Kok gue ga diajak? Udah pada ga sehati nih!" Ini sahabat gue yang paling alay. Rambutnya pirang, punya jenggot, dan sering menggoda manusia. Baik perempuan ataupun laki-laki dia gombalin.

   "Beli coklat. Mau ikut, eh, Francis?" Antonio memasukan buku pelajaran ke dalam tas miliknya.

   "Coklat? Oh iya, hari ini Valentine! Ikut dong~ Gue juga mau beli buat Sey-chan~"

   "Ya udah. Siap-siap gih." Aku mengambil tasku dan menunggu Francis membereskan miliknya.

***

   "Selamat datang. Wah-wah, pemuda seperti kalian pasti ingin membeli coklat untuk pasangan kalian. Silahkan dipilih. Coklat kami semuanya adalah coklat terbaik di kota" Ibu penjual coklat itu tersenyum ramah pada kami. Toko coklat itu memang sudah terkenal dengan kemanisannya.

  "Uhhn........ Bella suka coklat yang gimana yaa?"

  "Memangnya, gadis anda seperti apa? Maksudnya, dia tipe yang ceria, pemalu, atau bagaimana?" Ibu itu mendekati Antonio.

   "Dia manis, imut dan enerjik. Dia suka kucing dan waffle"

   Si Penjual Coklat tersenyum, dan mengambil sebuah coklat di lemari yang besar. Yang dia berikan pada Antonio adalah coklat berbentuk kotak dan terdapat empat coklat putih berbentuk hati di dalamnya.

   "Ini coklat susu. Coklat putih itu bisa dilepas, kemudian dilelehkan dan digunakan sebagai pemanis waffle. Itulah yang biasanya digunakan oleh suamiku." Ia memandang lembut Antonio.

   "Woah. Terimakasih banyak, 'Bu. Aku beli yang ini saja."

   Kulihat Antonio sudah pergi membayar. Aku mencari Francis. Untunglah dia masih sibuk mencari coklat berbentuk bunga mawar.

   Aku keliling melihat-lihat. Sebuah coklat berbentuk lingkaran berdiameter sepuluh sentimeter menarik perhatianku. Warnanya coklat gelap. Ada tulisannya. 'I'll be in your side. Forever, just for you, my Love'. Tulisan itu berwarna putih dan timbul. Aku hendak mengambilnya dari rak itu, ketika Francis memanggil namaku.

   "Gilbert~ Lihat ini! Lo mau beli'in Herdevary coklat persahabatan kan? Ada satu yang bagus disini!" Dengan cepat aku mengambil coklat lingkaran itu dan menyembunyikannya di jaket merahku.

   "Lihat, tulisannya sungguh menyentuh. 'Best Friend  will never leave you'. Ohonhonhon~" Kupikir tulisan itu biasa saja. Bentuk coklat itu yang menarik. Berbentuk burung kecil. Seperti peliharaanku, Gilbird.

   "Yah, setidaknya cukup murah buat Eliza. Gue ambil deh. Lo beli'in apa buat Sey?" Aku menoleh pada Francis. Ia mengeluarkan sebuah coklat berbentuk mawar dengan tempatnya yang benar-benar terlihat mahal.

   "Ini coklat ekslusif lho~ Kudapatkan dengan penuh perjuangan~ Harganya pun tidak murah!" Dasar cowok sombong nan alay.

   "Ya, ya, ya. Sekarang ke kasir yuk. Perut gue udah laper banget. Antonio janji mau traktir gue."

   Setelah Francis, aku membayar dua coklat yang kubeli itu. Ibu penjual hanya tersenyum. Kurasa ia tahu apa yang kumaksudkan dengan membeli coklat lingkaran itu. "Itu coklat yang tulus" katanya. Aku mengangguk salah tingkah.

***

   "Yah, udah dulu ya, guys. Gue mau ke rumahnya Bella. Sampai jumpa besok~" Antonio melambaikan tangannya. Senyum mataharinya belum pudar, padahal hari sudah mau malam.

   "Gilbert, aku pulang dulu ya~ Jangan sampai diculik orang. Hati-hati di jalan, ohonhonhon." Francis mengatkan kalimat perpisahan yang aneh, seperti biasanya.

   Aku menjalankan kakiku menuju arah rumah. Berharap sampai di rumah sebelum jam makan malam. Ketika rumah berwarna dasar hitam putih itu terlihat, aku mempercepat langkahku. Tiba di sana, aku melihatnya.

   Gadis yang kulihat tadi pagi di depan gerbang sekolah.

   Gadis yang tidak boleh kucintai.

   "Eliza? Kenapa kau di depan rumahku?" Aku menghamipirinya. Mukanya basah, terlihat jelas bahwa ia habis menangis.

   "Eliza? Jawab aku. Kau mengerikan kalau diam seperti ini. Eliza?" Aku mulai mengguncangkan tubuhnya.

   Ia memelukku tiba-tiba. Aku tidak mengira, Eliza akan memelukku erat seperti ini. Inikah surga?

   "...Putus. Roderich... putus denganku..." Mataku terbelalak. Pasangan yang sudah menjalani hubungan selama 1 tahun, putus di hari Kasih Sayang. Roderich dan sahabat perempuanku sejak kecil, Elizaveta Herdevary. Pasangan yang membuatku menangis seharian pada saat mereka jadian. Ketika mereka putus, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Bahagia? Tidak, bukan sekarang. Menghibur Eliza? Ya, itu jalan satu-satunya.

   "...Tidak apa-apa. Dia bodoh meninggalkan gadis sepertimu. Tenanglah. Kau tidak awesome kalau menangis." Aku mengaku, tidak bisa membuat kalimat indah.

   "Tapi--tapi... Dia begitu berharga bagiku! Dia... hiks...hiks.." Pelukannya semakin erat. Hatiku tertusuk mendengar kata berharga. Hei, Liz, memang bagimu aku tidak berharga?

   "Ma-masih banyak laki-laki lain yang mau sama kamu. Sudahlah, lupakan saja dia. Dia sering menyakitimu, bukan?" Aku mulai membelai rambutnya. Kata Francis, bila perempuan sedang menangis, kita dapat menghiburnya dengan mengelus rambutnya atau memeluknya. Aku berharap Francis tidak bohong padaku.

   "Gil! Roderich Edelstein, adalah satu-satunya orang yang kucintai! Orang yang akan kunikahi suatu hari nanti! Tidak ada--dan tidak boleh ada laki-laki lain bagiku." Matanya bertemu denganku. Ada luka perih yang sangat dalam kurasakan di hatiku--tidak, di seluruh tubuhku. Perih karena mengetahui dari mata Elizaveta Herdevary, bahwa gadis itu benar-benar mencintai seseorang.

   Perih lagi karena tahu, bahwa orang itu bukan aku.

   Elizaveta menundukkan wajahnya. Seperti ingin menikmati setiap air mata yang jatuh dari zamrudnya. Aku merasa tubuhku bergetar. Marah karena si aristokrat sial itu seenaknya saja membuat Liz menangis direndahkan seperti ini. Kesal karena aku tahu, Elizaveta tak akan pernah melihatku. Logika-ku melayang, hati-ku berubah menjadi sang pengendali tubuh. Kuangkat wajah Elizaveta, mendekatkannya pada wajahku. Aku tidak tahu sama sekali apa yang terjadi dengan tubuhku.

   Yang kutahu adalah, saat aku tersadar, bibirku sudah bertemu dengan bibirnya.

   Aku tidak menghitung berapa detik atau menit, waktu yang kuhabiskan untuk menciumnya. Tapi aku yakin, Elizaveta sama sekali tidak menolakku. Saat kuhentikan ciuman itu, aku berpaling dari Elizaveta. Badannya masih ada di pelukkanku. Bodoh sekali kau, Gilbert. Jelas-jelas dia sedang terluka, tapi kau malah berubah jadi cowok hidung belang.

   "...Gil..bert? Yang tadi itu... apa?'

   Setelah menelan ludah, aku menjawabnya "Maaf. Maafkan aku, Liz. Aku tidak bermaksud untuk melakukan itu. Aku tidak mengerti, t-tubuhku bergerak seenaknya... Maaf."

   Tidak ada jawaban. 5 menit berlalu, yang ada hanya suara hembusan nafas darinya. Dan, yah, dia tertidur. Tidur seenaknya di bahuku. Bajuku basah karena air matanya. Kurasa aku tidak akan mencuci baju ini selama-lamanya.

   Kuputuskan untuk menggendongnya, mengantarnya pulang. Rumahnya tidak jauh dari rumahku. Hanya 7 blok, dan sampailah pada rumah bertingkat dua dengan taman kecil di depannya. Seperti yang kuduga, Ibu Eliza heran ketika melihatku menggendong anak tunggalnya.

   "Lho, Gilbert. Elizaveta kenapa?" Ia ikut membantuku menurunkan Elizaveta dari punggungku. Kini Elizaveta tidur pulas di sofa. Wajahnya bagaikan anak kecil, polos dan manis waktu tidur. Air mata masih membekas di pipinya.

    "Gilbert, jawab tante, ah. Masa' dari tadi mandang Eliza terus..."

    Aku tersentak, "Ah, maaf tante. Tadi Liz nonton drama di rumahku, sampai ketiduran dia, haha." Bohong itu kadang diperlukan. "Oh, gitu... Mau minum teh sebentar, Gil'?" tawar Ibu Eliza.

    "Maaf, tapi aku ada janji dengan teman-temanku." Bohong yang kedua.
    "Oh, iya. Tante bisa titip ini ke Elizaveta? Hari ini Valentine kan?. Coklat persahabatan." Kuserahkan coklat kecil dari saku. Sambil tersenyum palsu, menggenggam erat coklat lingkaran di kantong jaketku.

    "Hoo... Oke. Nanti tante kasih ke dia. Dia dapet dari Edelstein juga gak ya? Hahaha." Jadi orang ini belum tahu kalau Roderich dan anaknya sudah berakhir. Jangan-jangan aku yang pertama kali tahu bahwa Eliza putus? Uh, tidak mungkin. Bisa saja Bella atau Natalia yang menjadi teman curhat pertamanya. "Ya sudah, aku pamit dulu, tante." Aku melambaikan tangan dan berjalan cepat pulang ke rumah.

***

   Sendirian di rumah, sambil menonton TV dan makan snack murahan. Tetap saja ingatanku akan beralih pada Elizaveta. Sungguh, aku mencintainya, sekalipun aku tahu aku tidak akan pernah mendapatkan hatinya.
Aku benar-benar kehilangan tujuan hidup.

   Mau tidak mau, gadis itu harus kulupakan. Aku mengambil coklat lingkaran putih dari kantong jaketku. Kubuka kotaknya. Ini sebagai tanda bahwa aku harus melupakannya. Dimulai dari sekarang.

Gigitan pertama, luka itu kembali terbuka.

Gigitan kedua, semakin terasa nyeri.

Gigitan ketiga, luka semakin lebar, rasa perih menyebar.

Gigitan keempat, luka semakin dalam.

Gigitan kelima, air mataku keluar.

  Rasa coklat itu berubah dengan tercampurnya air mata. Kugigit kasar, persetan dengan rasanya. Mulutku bergerak mengeluarkan suara, "Maaf. Maafkan aku, Liz. Aku enggak bisa membuatmu bahagia. Aku hanya orang egois yang gak pantas bersamamu. Maaf, Liz. Maaf... Aku tidak akan mengganggumu... dengan Roderich la...gi"

   Badanku terasa berat. Kulemparkan diriku pada sofa, mencoba tidur dan melenyapkan semua pikiran yang mengganggu. Melupakan semua kejadian yang kualami tadi. Melupakan seseorang gadis yang kucintai selama 10 tahun.

Melupakan seorang gadis, yang memang pada dasarnya tidak boleh kucintai.

End

**omake**

Elizaveta terbangun dari 13 jam tidurnya. Mengangkat tubuhnya, menghadap cermin besar di kamarnya.
Ia terdiam sesaat, mengingat-ingat urutan kejadian yang ia alami kemarin.

Tiba-tiba pipinya merona. Ia menyentuh bibirnya dengan ujung jarinya.
Senyum samar terlihat di bibirnya.
"Gilbert..."

**end of omake**

AN :

INI APA COBAAA??
HELL, I WANT TO DIE RIGHT NOW ASDGHGHJ.
Fanfic pertama yang gue upload ke dunia cyber ='))
Duh, masih abal banget.
Alurnya kecepetaan..aakkkh
Rencana mau buat fluff, ujungnya malah jadi angst D":
Maafkan aku, Gilbert. Aku membuatmu menderita di sini ;w;

Gilbert : IYA NIH, Author bangke! Masa gue OOC nya kebangeten!

Maaf, tuan awesome.
Saya kan masih newbie QAQ"

Gilbert : Newbie ga awesome!

Tidak ada kentang untukmu.
Akan kuberikan pada Ludwig.

Gilbert : H-Heey! Iya, deh, iya. Kau newbie. Jadi harus maklum. Nah, mana kentang gue?

Dasar, baiknya kalo ada maunya aja ="=
Huh. *kasih kentang*

Nah, minna-san,
gimana menurut kalian?
Abal ya.
Typo pasti ada ;_;
Jujur, gue masih ga berani upload ke FFn.
Masih ngeri.

Okay,
jumpa lagi di lain hari~


 

AMNESIA : a new good anime!



Hello everyone!
Kembali bersama gue,
vinettan~

Udah berapa hari ga nulis blog 
ashdasfdsgshj ;;3;;
I miss this blog.

Hari ulang tahun gue udah lewat loh.
Tapi masih tetep nunggu kado. /adamaksudnya/pluk

Oke, balik ke judul.
AMNESIA.

Pasti udah banyak yang udah tau.
Ini anime baru 2013.
Sekarang [10/03] udah sampe episode 9. Iya, gue tau, gue telat nge-post. -.-

Anime ini diangkat dari sebuah game visual novel dengan judul yang sama.
Kemudian IDEA FACTORY membuat animenya dan, gue ga kecewa dengan keputusan mereka.

Storyline :

Amnesia menceritakan seorang gadis berusia 19 tahun, yang mengalami amnesia. Dia ga inget siapa namanya. Begitu bangun, yang dia ketahui adalah, dia bekerja di sebuah cafe. 

Saat sedang bengong, tiba-tiba seorang peri(?)--pokoknya bukan manusia--datang dan langsung nyerocos. Peri itu bernama Orion, sepertinya ia berumur 13 tahun. Orion itu cowok [kalo kalian penasaran gendernya. wajahnya terasa cewek sekali bagi gue] Orion bilang kalo si Heroine [cewek tadi kita panggil Heroine aja.] ini mengalami amnesia, dan itu karena kesalahannya. Orion berjanji akan mengumpulkan ingatan Heroine bersama. 

Di cafe itu ada 4 cowok dan 3 cewek sebagai waitress nya.
Ceweknya adalah Sawa, Mine, dan Heroine sendiri. Sawa adalah sahabat dekat Heroine. Sedangkan Mine adalah junior Heroine.

Untuk cowok-cowoknya, disajikan 4 ikemen yang bikin fangirl ngiler.
Ada Shin yang tsundere.
Ada Ikki sang player.
Ada Kent si kacamata-matematika.
Dan Toma si yandere.
Mereka-mereka ini yang nantinya jadi calon pacar Heroine.

Heroine kemudian berpencar dalam pengulangan waktu.
Dia selalu kembali ke tanggal 8 Agustus.
Dan tiap dia kembali, kekasihnya adalah orang yang berbeda dari sebelumnya.
Di setiap waktu itu, selalu mucul cowok berambut panjang warna hijau mengerikan, bernama Ukyo.
Ukyo ini kayaknya biang keladi dari semua masalah Heroine.
Ukyo selalu membawa kamera.
Di depan Heroine, Ukyo tersenyum bersahabat, tapi di belakangnya, dia ketawa nista. 


From left to right :
Shin, Ikki, Kent, Toma, Ukyo

Characters :

Heroine \ 19 y.o \ "Rose"
Wajahnya manis, dan tampaknya dia suka banget sama artribut bunga mawar.
Gue penasaran sifat dia yang sebenernya itu kayak apa.
Soalnya pas dia ngalamin amnesia, dia itu pendiam banget.

Shin / 18 y.o / "Heart"
Tsundere karakter seperti biasa.
Dia adalah junior di universitas Heroine.
Shin, Heroine, dan Toma adalah teman kecil.

Ikki / 22 y.o / "Spade"
Sahabat Kent.
Dia seorang playboy cakep dengan berjibun fans selalu menghinggapinya.
Yang lebih aneh lagi, dia selalu berpacaran dengan perempuan hanya dalam waktu 3 bulan saja.
Setelah itu dia buang mentah-mentah.

Kent / 25 y.o / "Clover"
Ini karakter favorit gue ///// awwh
Dia itu orangnya ga tau cara bersosialisasi.
Untuk soal logika, dia HERO nya.
Kent sering bertukar kuis matematika bersama Ikki.

Toma / 20 y.o / "Diamond"
Baik? Iya. Ganteng? Iya. Humoris? Iya.
Toma ini sebenernya lengkap deh. Awalnya gue naksir dia. 
Tapi ga jadi soalnya gue ada feelimg ga enak sama dia.
Dan ternyata, gue bener.
Actually, Toma is a sick-person. Just like psychopath.
Kenapa gue bisa ngomong dia itu psikopat?
Liat aja deh di episode 9~

Ukyo / 24(?) y.o / "Joker"
Punya dua muka.
Kalo dia lagi ketawa nista itu ngeri sumpah.
Katanya, dia pernah jadi pacarnya Heroine juga o.o



Plus :

+Mata tiap karakternya bikin jatuh cinta. Beautiful like a shining staar~
+Plot nya, duh. Gue suka banget!
+Design karakternya. Theirs outfit it just, wow. Totally badass.
+Opening & Ending Song nya, mantap.

Minus :

-Baju nya Kent bisa diubah gak? He looks weird and annoying with that bunch of belt ="=
-Seminggu sekali anime itu diputer. Kenapa ga setiap hari ;_;


Sebenernya,
dari antara semua cowok,
gue lebih milih Heroine sama Shin. Mereka lebih cocok.
Sayangnya, Shin lebih muda D": 



Di game nya sendiri,
ada 4 good ending dan 9 bad ending.
Gue pingin download, tapi gue bukan tipe yang suka sama VN.
Apalagi VN nya cuma ada bahasa Jepangnya.
Kalo pun ada yang ENG version, gue ga punya PSP /yaelah

Well,
dari semua yang gue liat sampai epi 9,
gue kasih AMNESIA :

8.8/10

Salahkan designer bajunya Kent~
Kent itu cakep, kenapa malah dikasih bajunya yang super aneeh ;;A;;


 Ya sudahlaaah~

Anime ini termasuk anime yang mesti ditonton bagi yang suka harem reverse.
Gue pamit dulu, dudes or dudettes~
Bye-byeee


Last, here, have some ikemens <3